Selasa, 20 Februari 2018

Aneh Tapi Nyata: Kebanyakan Pengusaha Kaya Kuliahnya Drop Out!

Aneh Tapi Nyata: Kebanyakan Pengusaha Kaya Kuliahnya Drop Out!

Tahukah Anda kesamaan mencolok antara Mark Zuckerberg (pendiri Facebook) dan Jack Dorsey (pendiri Twitter)? Kebanyakan orang pasti akan menjawab keduanya sama-sama pengusaha sukses dan kerap tampil di halaman majalah Forbes dalam daftar pengusaha-pengusaha kaya di dunia.

Selain itu, yang membuat banyak orang terinspirasi oleh kedua milyarder di bidang teknologi ini adalah mereka bisa sukses membangun bisnis jejaring sosialnya walau tidak menyelesaikan kuliah. Aneh tapi nyata, tapi memang banyak pengusaha kaya kuliahnya drop out!

Selain kedua nama di atas, masih banyak pengusaha kaya lain yang memiliki harta melimpah ruah walau tidak menyelesaikan kuliah. Seperti Bill Gates. Ia sempat berkuliah di Harvard University pada tahun 1973. Dua tahun setelahnya, ia keluar dari kampus, dan akhirnya fokus untuk mendirikan Microsoft bersama Paul Allen.

Salah satu pendiri Apple, yakni Steve Jobs, juga ternyata meninggalkan kegiatan kuliahnya di Reed University pada 1972 dan fokus untuk mendirikan Apple bersama Steve Wozniak. Anda pasti tak asing dengan produsen komputer Dell. Pendirinya adalah Michael Dell, dan ternyata ia juga tak menyelesaikan pendidikan tingginya di Texas University.

Dari kisah-kisah pengusaha kaya di atas, kita bisa mengambil kesimpulan kalau pendidikan tinggi bukan jaminan seseorang untuk meraih kesuksesan. Sayangnya, banyak orang yang salah persepsi oleh kisah-kisah pengusaha kaya itu. Tak sedikit orang yang “termakan” anggapan bahwa untuk bisa menjadi pengusaha sukses di usia muda harus drop out kuliah agar bisa lebih fokus.

Pengusaha-pengusaha kaya yang drop out kuliah memang tak ada salahnya dijadikan role model. Namun, yang perlu ditiru adalah kegigihan, kerja keras, dan kemampuannya untuk mengenali kemampuan dalam diri, bukan terfokus pada drop out kuliahnya!

Sebelum memutuskan drop out kuliah, diperlukan pemikiran yang matang serta kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara dewasa. Bukan sekedar meniru kehidupan seseorang. Seseorang memang bisa sukses berbisnis tanpa menempuh pendidikan formal. Namun, kemampuan, takdir, hingga faktor keberuntungan setiap orang dalam menjalani kehidupan tidaklah sama.

Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak menyelesaikan pendidikannya di Harvard University bukan karena mereka malas atau bodoh. Dari segi kualitas, mereka bukanlah mahasiswa sembarangan mengingat hanya orang-orang pilihan yang dapat lolos seleksi masuk universitas bergengsi tersebut. Pada dasarnya, mereka menjadi sukses karena memiliki passion dan tekad yang kuat.

Mereka juga tidak takut gagal ketika mengeksekusi ide-ide bisnisnya. Di lain sisi, kita pun jangan sampai melupakan bahwa di luar sana banyak pula pengusaha yang sukses berbisnis dan berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya. Contohnya pendiri Google, yakni Larry Page dan Sergey Brin yang meraih gelar PhD dari Stanford University.

Jika biaya untuk kuliah merupakan hasil kerja sendiri, keputusan drop out demi fokus berbisnis dapat dimaklumi. Namun, jika kuliah dan biaya hidup masih bersumber dari orangtua, terlalu berisiko jika Anda memilih drop out atau meninggalkan bangku kuliah demi sesuatu yang belum dipersiapkan secara matang. Pengalaman bisnis secara nyata memang adalah guru yang paling paling hebat, namun tak serta merta usaha akan lancar setelah drop out kuliah.

Dalam pemikiran kita, drop out kuliah hendaknya tidak dijadikan faktor mutlak untuk menjadi pengusaha sukses. Jika Anda memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha, alangkah baiknya jika Anda bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan kuliah, kita akan belajar banyak ilmu yang dibutuhkan dalam dunia bisnis. Mulai dari pemecahan masalah, etika-etika dalam berbisnis, hingga menambah relasi. Teori maupun simulasi bisnis yang diperoleh ketika kuliah akan menjadi bekal yang berguna bagi para calon pengusaha di masa mendatang.