Selasa, 23 Januari 2018

Apakah Jenis Pekerjaan Bisa Mempengaruhi Keutuhan Pernikahan? Ini Faktanya

Apakah Jenis Pekerjaan Bisa Mempengaruhi Keutuhan Pernikahan? Ini Faktanya

Pekerjaan seharusnya diselesaikan di tempat kerja. Namun, tak sedikit orang membawa pekerjaannya untuk diselesaikan di rumah agar selesai tepat waktu. Ruang tidur pun dijadikan seolah ruang kantor. Tidak ada yang salah memang jika Anda sesekali melakukan itu.

Menjadi profesional dan berdedikasi tinggi memang menjadi keharusan untuk perkembangan karir di dunia kerja. Namun, menjadi terlalu workaholic karena tuntutan pekerjaan yang banyak maupun kecanduan kerja membawa dampak tidak sehat pada hubungan dengan keluarga. Bahkan berisiko bagi keharmonisan rumah tangga. Pasalnya, pekerjaan bisa mempengaruhi keutuhan pernikahan melalui berbagai cara.

Pekerjaan vs stres

Sudah seharusnya Anda mencintai pekerjaan Anda. Tapi, jika Anda terlalu berfokus pada pekerjaan sehingga sulit menciptakan batas antara kehidupan rumah dan kantor, pasangan Anda pasti akan mengeluhkan hal itu. Dan ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam hubungan.

Beban pekerjaan yang besar membawa efek stres yang besar pula. Suasana hati yang kacau karena ada masalah pekerjaan juga seringkali terbawa ke rumah. Jika stres ini tidak bisa dikendalikan, Anda akan sulit untuk bisa membangun waktu berkualitas bersama anggota keluarga.

Jangankan untuk bermesraan dengan pasangan, sekedar malam bersama saja sulit dilakukan karena Anda lebih memilih tidur akibat terlalu lelah. Bahkan, Anda mungkin menjadi lebih sering berteriak pada pasangan tanpa sebab yang jelas.

Kondisi finansial

Pekerjaan menjadi penentu keadaan finansial rumah tangga. Pengaruh finansial terhadap keharmonisan rumah tangga sangatlah besar. Anda juga pasti sudah sering mendengar mengapa banyak orang bercerai karena alasan faktor ekonomi.

Jika satu pihak tipikal orang yang boros atau sulit mengatur keuangan, Anda dan pasangan mungkin akan lebih sering bertengkar karena hal itu. Terlebih jika kondisi ekonomi rumah tangga Anda serba pas-pasan.

Ketika pasangan juga bekerja

Rata-rata, orang termotivasi untuk bekerja lebih keras demi menggapai jabatan yang lebih tinggi dan peningkatan keuangan tentunya. Biaya hidup yang semakin mahal pun mendorong para istri untuk turut bekerja demi membantu keuangan rumah tangga.

Namun, hal ini membawa dampak negatif di mana semakin sedikit waktu untuk Anda dan pasangan menyelesaikan tugas rumah tangga sesuai dengan perannya masing-masing.

Menurut penelitian tahun 2002 mengenai Women’s Employment, Marital Happiness, and Divorce, istri yang bekerja tidak berdampak negatif terhadap hubungan pada kehidupan pernikahan yang bahagia. Namun, karena untuk mempertahankan keutuhan pernikahan pada dasarnya memerlukan perjuangan, tambahan stres dari pekerjaan semakin meningkatkan risiko terjadinya perceraian.

Selain itu, perubahan pekerjaan juga dapat membawa efek yang besar terhadap pernikahan. Penelitian tahun 2011 dari Ohio State University melaporkan bahwa para pria penggangguran cenderung meninggalkan istrinya atau cenderung ditinggalkan oleh istrinya.

Ketika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, dan satu orang kehilangan pekerjaannya, hal ini dapat memicu tekanan emosional yang besar karena berkurangnya sumber pendapatan yang seiring waktu berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks dan berujung pada ketidakpuasan dalam pernikahan.

Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pernikahan terkadang sulit dilakukan. Terlebih jika Anda memiliki pasangan yang juga pekerja. Pasti akan ada saat di mana pekerjaan Anda membutuhkan lebih banyak perhatian. Pada saat lainnya, Anda akan dihadapkan dengan saat-saat di mana keharmonisan hubungan harus dipentingkan ketimbang pekerjaan.

Dalam hal ini, Anda dan pasangan harus belajar memahami satu sama lain dengan membangun komunikasi yang baik agar masalah-masalah dalam hubungan dapat dicari solusinya bersama sehingga pekerjaan dan pernikahan sama-sama dapat berjalan baik sesuai harapan.